-->

Mengenal Dispepsia atau Gangguan Pencernaan




Istilah dispepsia berasal dari bahasa Yunani. “Dys” yang berarti buruk, dan “Peptei” yang berarti pencernaan. Jadi, dispepsia artinya pencernaan yang buruk atau terganggu. Sebenarnya istilah dispepsia ini telah sering dipakai sejak akhir tahun 1980-an. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan rasa tak nyaman ataupun nyeri yang terjadi pada perut bagian atas atau dada bagian bawah. Hampir semua orang pernah mengalami dispepsia, setidaknya satu kali selama hidupnya.

Pada dispepsia, selain ada rasa tak nyaman atau nyeri pada perut bagian atas yang menetap atau berulang, tapi disertai pula dengan gejala lainnya, diantaranya rasa penuh saat makan, kembung, cepat kenyang, nafsu makanan berkurang, bersendawa, mual, dan muntah, yang semuanya terjadi selama tiga bulan terakhir. Gejala-gejala pada dispepsia ini bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, salah satunya oleh penyakit maag.

Salah satu penyebab paling banyak terjadinya dispepsia adalah karena perubahan gaya hidup dan juga perubahan pada pola makan. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini diulas beberapa faktor yang dianggap dapat menyebabkan dispepsia:

1.     Gangguan pergerakan saluran pencernaan, seperti gangguan pengosongan serta pengembangan lambung, sehingga menyebabkan gangguan penyaluran makanan ke usus halus. Akhirnya hal tersebut membuat seseorang merasa penuh saat makan, cepat merasa kenyang, mual, serta muntah.
2.     Saluran pencernaan terlalu sensitif, khususnya lambung serta usus halus terhadap rangsangan pengembangan lambung, asam empedu, asam lambung, serta lemak. Hal ini menyebabkan munculnya rasa nyeri sesudah makan, mual, serta bersendawa.
3.     Pengeluaran asam lambung yang berlebih serta gangguan pembersihan asam lambung yang menuju ke duodenum. Hal ini menyebabkan iritasi lambung serta menimbulkan rasa nyeri di ulu hati.
4.     Stress, depresi ataupun gangguan kecemasan. Hal tersebut berkaitan dengan penurunan kontraksi lambung serta peningkatan pengeluaran asam lambung. Karena itu, makin tinggi tingkat stress dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dispepsia. Jadi, hindarilah stress agar kita bisa terhindar dari dispepsia yang dipicu oleh stress.
5.     Infeksi lambung akibat bakteri Helicobacter Pylori, yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan pada lambung.  


Sumber gambar: pixabay.com

Sumber referensi tulisan: mediskus.com

Related Posts

Subscribe Our Newsletter