Pernah dengar istilah
ortopedi atau dokter ortopedi? Ortopedi merupakan salah satu cabang dalam dunia
kedokteran yang memfokuskan diri pada penyakit dan cedera tulang. Istilah ortopedi
ini diciptakan oleh dokter asal Perancis, yang bernama Nicholas Andry. Hal ini
dituangkan Nicholas dalam sebuah buku, yang membahas mengenai pencegahan dan
koreksi deformitas otot serta tulang yang terjadi pada anak-anak. Ortopedi berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu orthos, yang artinya
lurus, dan pais, yang artinya anak.
Fungsi tulang pada
tubuh kita sangat penting. Saat terjadi patah tulang, tulang tersebut bisa
tumbuh kembali, menghasilkan tulang yang baru. Oleh sebab itulah, jika terjadi
cacat tulang sejak lahir, hal tersebut bisa dimanipulasi, dipotong, serta
dikuatkan agar tulang bisa kembali normal. Patah tulang bisa saja disembuhkan
tanpa meninggalkan cacat fisik.
Sejarah Ortopedi
Sejak zaman
prasejarah, manusia sudah mengenal berbagai kasus rusak atau cacat tulang. Pada
zaman mesir kuno, dimana sistem penulisan masih menggunakan gambar ataupun
simbol untuk mewakili kata atau suara, pada saat itu digambarkan mengenai
cedera kaki yang dibungkus hingga sembuh. Kasus patah tulang dan juga cedera
tulang, terutama banyak terjadi pada zaman perang. Para dokter mengembangkan
protesis sederhana untuk bisa menggantikan anggota tubuh yang harus diamputasi
akibat luka.
Pada awalnya, dokter
ortopedi hanya terfokus pada koreksi cacat lahir, seperti skoliosis, yaitu
kelengkungan yang tak normal pada bagian samping tulang belakang, dan juga kaki
pengkor, yaitu cacat pada kaki yang ditandai dengan bentuk tulang yang
melengkung ataupun membengkok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman,
ortopedi juga menangani patah tulang, dislokasi, serta trauma pada bagian
tulang belakang.
Ortopedi bermanfaat
untuk mengembalikan tulang sendi agar kembali berfungsi dengan normal. Umumnya,
digunakan gips ataupun kawat untuk mempertahankan struktur tulang hingga bisa
sembuh. Akan tetapi, untuk kasus patah tulang atau kerusakan pada tulang
pinggul, dianggap tak bisa disembuhkan secara total. Akhirnya, pasien
diusahakan dibuat senyaman mungkin, hingga patah tulang bisa membaik.
Sumber gambar:
pixabay.com
Sumber referensi
tulisan: kliksma.com